Entri yang Diunggulkan

Komponen-Komponen Kurikulum

Sumber Materi: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum/   Komponen-Komponen Kurikulum Oleh : Ak...

Rabu, 12 April 2017

Makalah perspektif pendidikan SD



Modul 9. Bahan Belajar Sekolah Dasar
KB 1 Potret Bahan ajar
         A.           BENTUK BAHAN AJAR
Bahan ajar berisi konten-tertulis, melalui media atau difasilitasi guru, yang digunakan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Berbagai contoh bahan ajar adalah:
1.    Buku teks, biasanya merupakan buku pegangan bagi guru dan siswa.
2.      Media taktil (manupulatives), adalah bahan yang digunakan dalam mempelajari suatu konsep, seperti pasir yang digunakan untuk membuktikan rumus volume tabung.
3.     Progam audio, adalah bahan ajar yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan mendengar para siswa.
4.     Program video, adalah bahan ajar yang menyajikan demonstrasi atau stimulasi dari suatu konsep.
5.     Lembar kerja siswa, merupakan lembaran panduan yang digunakan oleh siswa baik secara individual atau kelompok untuk mengerjakan suatu tugas dari guru.
6.     Handout, adalah lembaran lepas yang berisi materi pelajaran yang dibagikan kepada siswa. Contohnya bahan seminar yang berisi materi yang ditayangkan kepada peserta seminar.
7.     Surat kabar, majalah, internet, yaitu bahan ajar yang berupa artikel-artikel

         B.            BAHAN AJAR YANG DIGUNAKAN DI SEKOLAH
    Bahan ajar yang sering digunakan guru adalah buku teks dan LKS atau buku kerja siswa. Secara umum, buku teks sebagai bahan ajar hendaknya mengandung komponen-komponen tujuan pembelajaran, uraian materi dan evaluasi. Sedangkan komponen yang ada dalam LKS, hendaknya berisi komponen tujuan, materi/sumber, waktu, cara kerja, hasil yang diharapkan dan tindak lanjut.
Sementara itu, ada kelemahan bahan ajar yang digunakan di SD, diantaranya adalah salah konsep, tidak memadainya cakupan materi yang disajikan, penggunaan ilustrasi yang kurang tepat, penyajian evaluasi yang tidak sesuai dengan aturan pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.


KB. 2
Pengembangan Bahan ajar di sekolah dasar

Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1.    Penulisan sendiri. Dengan menulis sendiri, guru dapat menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa yang dihadapainya serta kondisi lingkungan. Tetapi guru dituntut untuk memiliki keterampilan dan pengalaman dalalm menulis bahan ajar serta waktu dan sumber belajar yang tersedia.
2.     Penggunaan bahan ajar yang sudah tersedia. Dalam hal ini, guru tinggal menggunakan bahan ajar yang ada. Tetapi tidak semua bahan ajar yang ada sesuai dengan karakteristik siswa yang dihadapi guru serta kondisi linbgkungan.
                                                             
        A.    PENULISAN BAHAN AJAR
     Langkah yang dapat dilakukan guru dalam menulis bahan ajar adalah:
1.    Merumuskan tujuan pembelajaran. Merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2.     Menyajikan materi pelajaran, Materinya berdasarkan tujuan pembelajaran dan hendaknya sesuai dengan karakteristik dan pengetahuan awal siswa, serta sarana dan prasarana yang ada. Disamping itu, uraian materi juga mencakup ilustrasi (gambar, table, grafik atau contoh) dan tugas atau kegiatan yang harus dilakukan siswa.
3.     Mengembangkan evaluasi. Komponen evaluasi dikembangkan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah disajikan.


B.  PENGGUNAAN BAHAN AJAR YANG SUDAH TERSEDIA
  Ada beberapa kriteria yang dijadikan pedoman dalam memilih bahan ajar, antara lain:
    1.    Menurut Depdiknas (2004)
    a.  Kriteria filosofi, berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan
      b. Kriteria psiko-pedagogis, berkenaan dengan teori dan asumsi tentang proses terjadinya    belajar pada seseorang.
   2.    Dick, Carey (2001)
     a.  Kriteria yang berpusat pada tujuan, memusatkan perhatian pada isi pembelajaran.
           b. Kriteria yang berkenan dengan siswa, kesesuaian bahan ajar dengan kelompok target pengguna bahan ajar tersebut.
c.  Kriteria yang berpusat pada konteks, berkenaan dengan kesesuaian bahan ajar yang dipilih dengan konteks pembelajaran.
   d.  Kriteria yang berpusat pada proses belajar, berkenaan dengan ketepatan penyajian isi bahan    ajar.
   Menurut    Onrnstein (1990) dalam penggunaan bahan ajar sebagai berikut :
1.       Tujuan (objective)
2.        Keterbacaan (readability)
3.       Kegunaan (utility)
4.        Kognisi (cognition)
5.       Cakupan materi (content coverage)
6.       Audio-visual
7.       Teori belajar ( learning theory)
8.       Karakteristik fisik (physical characteristics)





                                     
MODUL 10.  POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

KB 1 : POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

       A.   SARANA DAN PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN DAERAH
Selain terbatasnya guru, kendala proses belajar mengajar yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang yang ada. Beberapa indikator yang menjadi sumber terbatasnya sarana dan prasarana bagi suatu sekolah, antara lain:
1.      Letak geografis yang jauh sehingga untuk menjangkaunya diperlukan waktu dan alat transportasi yang memadai.
    2.    Kurangsinkronan informasi antarintansi yang terkait.
    3.    Peristiwa bencana alam.
    4.    Sarana yang ada tidak mampu menampung banyaknya jumlah siswa.
    5.    Kurangnya motivasi usia produktif untuk bersekolah karena kombinasi keterbatasan sarana, dukungan keluarga dan keramahan alam.

        B.   METODE PEMBELAJARAN

Ada beberapa alasan banyak guru belum kompeten, antara lain: guru belum menguasai bahan ketika belajar atau kuliah dan guru mengajarkan yang bukan bidangnya. Selain kurang menguasai bidangnya, masih banyak guru yang dalam mengajar hanya menggunakan model yang sama. Mereka kurang menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai perkembangan anak didik dan sesuai teori pendidikan yang baru.
        C.   KETIDAKMERATAAN JUMLAH GURU

Salah satu persoalan guru, selain kesejahteraan adalah ketidakmerataan jumlah mereka. Perbandingan antara guru yang mengajar di daerah terpencil dengan guru yang mengajar di kota sangat jauh. Dari segi kuantitas, jumlah guru sebetulnya telah memadai, tetapi sisi pemerataan dan kualitasnya belum sesuai.

KB 2 : PEMBAHARUAN PEMEBELAJARAN YANG DITERAPKAN DI SD

 A.  PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Pembelajaran secara kontekstual merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat, fenomena dunia pengalaman dan pengetahuan murid dan kelas sebagai fenomena sosial.
 kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungann antara pengatahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).
Dalam pembelajran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan authentic assessmennya.

        B.   PAKEM

PAKEM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektifdan menyenangkan. Dalam konteks ini, sebuah pembelajaran semestinya membuat anak merasa nyaman, tidak takut untuk bertanya, tidak tegang dalam menyimak guru dan tidak merasa kesulitan untuk menyerap materi yang diajarkan. Fungsi pembelajaran yang ditekankan adalah bagaimana menggali dan mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa serta media yang digunakan untuk menggali pengetahuan dan menanamkan nilai kehidupan sehari-hari.

Modul 9. Bahan Belajar Sekolah Dasar
KB 1 Potret Bahan ajar
         A.           BENTUK BAHAN AJAR
Bahan ajar berisi konten-tertulis, melalui media atau difasilitasi guru, yang digunakan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Berbagai contoh bahan ajar adalah:
1.    Buku teks, biasanya merupakan buku pegangan bagi guru dan siswa.
2.      Media taktil (manupulatives), adalah bahan yang digunakan dalam mempelajari suatu konsep, seperti pasir yang digunakan untuk membuktikan rumus volume tabung.
3.     Progam audio, adalah bahan ajar yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan mendengar para siswa.
4.     Program video, adalah bahan ajar yang menyajikan demonstrasi atau stimulasi dari suatu konsep.
5.     Lembar kerja siswa, merupakan lembaran panduan yang digunakan oleh siswa baik secara individual atau kelompok untuk mengerjakan suatu tugas dari guru.
6.     Handout, adalah lembaran lepas yang berisi materi pelajaran yang dibagikan kepada siswa. Contohnya bahan seminar yang berisi materi yang ditayangkan kepada peserta seminar.
7.     Surat kabar, majalah, internet, yaitu bahan ajar yang berupa artikel-artikel

         B.            BAHAN AJAR YANG DIGUNAKAN DI SEKOLAH
    Bahan ajar yang sering digunakan guru adalah buku teks dan LKS atau buku kerja siswa. Secara umum, buku teks sebagai bahan ajar hendaknya mengandung komponen-komponen tujuan pembelajaran, uraian materi dan evaluasi. Sedangkan komponen yang ada dalam LKS, hendaknya berisi komponen tujuan, materi/sumber, waktu, cara kerja, hasil yang diharapkan dan tindak lanjut.
Sementara itu, ada kelemahan bahan ajar yang digunakan di SD, diantaranya adalah salah konsep, tidak memadainya cakupan materi yang disajikan, penggunaan ilustrasi yang kurang tepat, penyajian evaluasi yang tidak sesuai dengan aturan pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.


KB. 2
Pengembangan Bahan ajar di sekolah dasar

Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1.    Penulisan sendiri. Dengan menulis sendiri, guru dapat menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa yang dihadapainya serta kondisi lingkungan. Tetapi guru dituntut untuk memiliki keterampilan dan pengalaman dalalm menulis bahan ajar serta waktu dan sumber belajar yang tersedia.
2.     Penggunaan bahan ajar yang sudah tersedia. Dalam hal ini, guru tinggal menggunakan bahan ajar yang ada. Tetapi tidak semua bahan ajar yang ada sesuai dengan karakteristik siswa yang dihadapi guru serta kondisi linbgkungan.
                                                             
        A.    PENULISAN BAHAN AJAR
     Langkah yang dapat dilakukan guru dalam menulis bahan ajar adalah:
1.    Merumuskan tujuan pembelajaran. Merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2.     Menyajikan materi pelajaran, Materinya berdasarkan tujuan pembelajaran dan hendaknya sesuai dengan karakteristik dan pengetahuan awal siswa, serta sarana dan prasarana yang ada. Disamping itu, uraian materi juga mencakup ilustrasi (gambar, table, grafik atau contoh) dan tugas atau kegiatan yang harus dilakukan siswa.
3.     Mengembangkan evaluasi. Komponen evaluasi dikembangkan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah disajikan.


B.  PENGGUNAAN BAHAN AJAR YANG SUDAH TERSEDIA
  Ada beberapa kriteria yang dijadikan pedoman dalam memilih bahan ajar, antara lain:
    1.    Menurut Depdiknas (2004)
    a.  Kriteria filosofi, berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan
      b. Kriteria psiko-pedagogis, berkenaan dengan teori dan asumsi tentang proses terjadinya    belajar pada seseorang.
   2.    Dick, Carey (2001)
     a.  Kriteria yang berpusat pada tujuan, memusatkan perhatian pada isi pembelajaran.
           b. Kriteria yang berkenan dengan siswa, kesesuaian bahan ajar dengan kelompok target pengguna bahan ajar tersebut.
c.  Kriteria yang berpusat pada konteks, berkenaan dengan kesesuaian bahan ajar yang dipilih dengan konteks pembelajaran.
   d.  Kriteria yang berpusat pada proses belajar, berkenaan dengan ketepatan penyajian isi bahan    ajar.
   Menurut    Onrnstein (1990) dalam penggunaan bahan ajar sebagai berikut :
1.       Tujuan (objective)
2.        Keterbacaan (readability)
3.       Kegunaan (utility)
4.        Kognisi (cognition)
5.       Cakupan materi (content coverage)
6.       Audio-visual
7.       Teori belajar ( learning theory)
8.       Karakteristik fisik (physical characteristics)





                                     
MODUL 10.  POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

KB 1 : POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

       A.   SARANA DAN PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN DAERAH
Selain terbatasnya guru, kendala proses belajar mengajar yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang yang ada. Beberapa indikator yang menjadi sumber terbatasnya sarana dan prasarana bagi suatu sekolah, antara lain:
1.      Letak geografis yang jauh sehingga untuk menjangkaunya diperlukan waktu dan alat transportasi yang memadai.
    2.    Kurangsinkronan informasi antarintansi yang terkait.
    3.    Peristiwa bencana alam.
    4.    Sarana yang ada tidak mampu menampung banyaknya jumlah siswa.
    5.    Kurangnya motivasi usia produktif untuk bersekolah karena kombinasi keterbatasan sarana, dukungan keluarga dan keramahan alam.

        B.   METODE PEMBELAJARAN

Ada beberapa alasan banyak guru belum kompeten, antara lain: guru belum menguasai bahan ketika belajar atau kuliah dan guru mengajarkan yang bukan bidangnya. Selain kurang menguasai bidangnya, masih banyak guru yang dalam mengajar hanya menggunakan model yang sama. Mereka kurang menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai perkembangan anak didik dan sesuai teori pendidikan yang baru.
        C.   KETIDAKMERATAAN JUMLAH GURU

Salah satu persoalan guru, selain kesejahteraan adalah ketidakmerataan jumlah mereka. Perbandingan antara guru yang mengajar di daerah terpencil dengan guru yang mengajar di kota sangat jauh. Dari segi kuantitas, jumlah guru sebetulnya telah memadai, tetapi sisi pemerataan dan kualitasnya belum sesuai.

Text Box:   5KB 2 : PEMBAHARUAN PEMEBELAJARAN YANG DITERAPKAN DI SD

 A.  PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Pembelajaran secara kontekstual merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat, fenomena dunia pengalaman dan pengetahuan murid dan kelas sebagai fenomena sosial.
 kontekstual (contextual teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungann antara pengatahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).
Dalam pembelajran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan authentic assessmennya.

        B.   PAKEM

PAKEM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektifdan menyenangkan. Dalam konteks ini, sebuah pembelajaran semestinya membuat anak merasa nyaman, tidak takut untuk bertanya, tidak tegang dalam menyimak guru dan tidak merasa kesulitan untuk menyerap materi yang diajarkan. Fungsi pembelajaran yang ditekankan adalah bagaimana menggali dan mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa serta media yang digunakan untuk menggali pengetahuan dan menanamkan nilai kehidupan sehari-hari.
PAKEM dalam perspektif guru adalah guru Aktif memantau kegiatan belajar siswa, member umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang dan mempertanyakan gagasan siswa, Kreatif mengmbangkan kegiatan yang beragam dan membuat alat bantu belajar sederhana, Efektif sehingga pembelajaran mencapai tujuan, Menyenangkansehingga anak tidak takut salah, tidak takut ditertawakan, dan tidak dianggap sepele.
Sementara PAKEM dalam perspektif siswa adalah siswa Aktif bertanya, mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain serta gagasannya,Kreatif merancang/membuat sesuatu dan menulis/mengarang,  Efektif menguasai keterampilan yang diperlukan Menyenangkan sehingga siswa berani mencoba/membuat, berani bertanya, berani mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain.

        C.     PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOLABORATIF

Pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok, mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa diajak untuk mencoba menyelami karakteristik kehidupan yang heterogen dengan berbagai macam perbedaan karakter yang ada. Dalam melakukan pembelajaran ini, ada lima langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
    1.    Pembelajaran berbasis masalah
    2.    Pemanfaatan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar
    3.    Pemberian aktifitas kelompok
    4.    Pembuatan aktifitas belajar mandiri
     5.    Penerapan penilaian autentik
PAKEM dalam perspektif guru adalah guru Aktif memantau kegiatan belajar siswa, member umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang dan mempertanyakan gagasan siswa, Kreatif mengmbangkan kegiatan yang beragam dan membuat alat bantu belajar sederhana, Efektif sehingga pembelajaran mencapai tujuan, Menyenangkansehingga anak tidak takut salah, tidak takut ditertawakan, dan tidak dianggap sepele.

Sementara PAKEM dalam perspektif siswa adalah siswa Aktif bertanya, mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain serta gagasannya,Kreatif merancang/membuat sesuatu dan menulis/mengarang,  Efektif menguasai keterampilan yang diperlukan Menyenangkan sehingga siswa berani mencoba/membuat, berani bertanya, berani mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain.

        C.     PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOLABORATIF

Pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok, mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa diajak untuk mencoba menyelami karakteristik kehidupan yang heterogen dengan berbagai macam perbedaan karakter yang ada. Dalam melakukan pembelajaran ini, ada lima langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
    1.    Pembelajaran berbasis masalah
    2.    Pemanfaatan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar
    3.    Pemberian aktifitas kelompok
    4.    Pembuatan aktifitas belajar mandiri
     5.    Penerapan penilaian autentik