Modul 9. Bahan Belajar Sekolah Dasar
KB 1 Potret
Bahan ajar
A. BENTUK BAHAN AJAR
Bahan ajar berisi
konten-tertulis, melalui media atau difasilitasi guru, yang digunakan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Berbagai
contoh bahan ajar adalah:
1.
Buku teks, biasanya
merupakan buku pegangan bagi guru dan siswa.
2.
Media taktil (manupulatives), adalah bahan yang digunakan dalam mempelajari
suatu konsep, seperti pasir yang digunakan untuk membuktikan rumus volume
tabung.
3.
Progam audio, adalah bahan ajar yang digunakan untuk mengembangkan
kemampuan mendengar para siswa.
4.
Program video, adalah bahan ajar yang menyajikan demonstrasi atau stimulasi
dari suatu konsep.
5.
Lembar kerja siswa, merupakan lembaran panduan yang digunakan oleh siswa
baik secara individual atau kelompok untuk mengerjakan suatu tugas dari guru.
6.
Handout, adalah lembaran lepas yang berisi materi pelajaran yang dibagikan
kepada siswa. Contohnya bahan seminar yang berisi materi yang ditayangkan
kepada peserta seminar.
7.
Surat kabar, majalah, internet, yaitu bahan ajar yang berupa artikel-artikel
B. BAHAN AJAR YANG DIGUNAKAN DI SEKOLAH
Bahan ajar yang sering digunakan guru adalah buku teks dan LKS atau buku
kerja siswa. Secara umum, buku teks sebagai bahan ajar hendaknya mengandung
komponen-komponen tujuan pembelajaran, uraian materi dan evaluasi. Sedangkan
komponen yang ada dalam LKS, hendaknya berisi komponen tujuan, materi/sumber,
waktu, cara kerja, hasil yang diharapkan dan tindak lanjut.
Sementara itu, ada kelemahan bahan ajar yang digunakan di SD, diantaranya
adalah salah konsep, tidak memadainya cakupan materi yang disajikan, penggunaan
ilustrasi yang kurang tepat, penyajian evaluasi yang tidak sesuai dengan aturan
pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.
KB. 2
Pengembangan Bahan ajar di sekolah dasar
Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu:
1.
Penulisan sendiri.
Dengan menulis sendiri, guru dapat menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik siswa yang dihadapainya serta kondisi lingkungan. Tetapi guru
dituntut untuk memiliki keterampilan dan pengalaman dalalm menulis bahan ajar
serta waktu dan sumber belajar yang tersedia.
2.
Penggunaan bahan ajar yang sudah tersedia. Dalam hal ini, guru tinggal menggunakan
bahan ajar yang ada. Tetapi tidak semua bahan ajar yang ada sesuai dengan
karakteristik siswa yang dihadapi guru serta kondisi linbgkungan.
A. PENULISAN BAHAN AJAR
Langkah yang dapat dilakukan guru dalam menulis bahan ajar adalah:
1.
Merumuskan tujuan
pembelajaran. Merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
2.
Menyajikan materi pelajaran, Materinya berdasarkan tujuan pembelajaran dan
hendaknya sesuai dengan karakteristik dan pengetahuan awal siswa, serta sarana
dan prasarana yang ada. Disamping itu, uraian materi juga mencakup ilustrasi
(gambar, table, grafik atau contoh) dan tugas atau kegiatan yang harus
dilakukan siswa.
3.
Mengembangkan evaluasi. Komponen evaluasi dikembangkan untuk mengetahui
tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah disajikan.
B. PENGGUNAAN BAHAN AJAR
YANG SUDAH TERSEDIA
Ada beberapa kriteria
yang dijadikan pedoman dalam memilih bahan ajar, antara lain:
1. Menurut Depdiknas (2004)
a. Kriteria filosofi,
berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan
b. Kriteria
psiko-pedagogis, berkenaan dengan teori dan asumsi tentang proses terjadinya belajar pada seseorang.
2. Dick, Carey (2001)
a. Kriteria yang berpusat pada tujuan,
memusatkan perhatian pada isi pembelajaran.
b. Kriteria yang berkenan dengan siswa, kesesuaian bahan ajar dengan kelompok
target pengguna bahan ajar tersebut.
c. Kriteria yang berpusat pada konteks,
berkenaan dengan kesesuaian bahan ajar yang dipilih dengan konteks
pembelajaran.
d. Kriteria yang berpusat pada proses
belajar, berkenaan dengan ketepatan penyajian isi bahan ajar.
Menurut Onrnstein (1990) dalam penggunaan bahan ajar sebagai berikut :
1. Tujuan (objective)
2. Keterbacaan (readability)
3. Kegunaan (utility)
4. Kognisi (cognition)
5. Cakupan materi (content coverage)
6. Audio-visual
7. Teori belajar ( learning theory)
8. Karakteristik fisik (physical characteristics)
MODUL 10. POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
KB 1 : POTRET
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
A. SARANA DAN PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN DAERAH
Selain terbatasnya guru, kendala proses belajar mengajar yang selama ini
ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang yang ada.
Beberapa indikator yang menjadi sumber terbatasnya sarana dan prasarana bagi
suatu sekolah, antara lain:
1.
Letak geografis yang
jauh sehingga untuk menjangkaunya diperlukan waktu dan alat transportasi yang
memadai.
2. Kurangsinkronan informasi antarintansi yang terkait.
3. Peristiwa bencana alam.
4. Sarana yang ada tidak mampu menampung banyaknya jumlah siswa.
5. Kurangnya motivasi
usia produktif untuk bersekolah karena kombinasi keterbatasan sarana, dukungan
keluarga dan keramahan alam.
B. METODE PEMBELAJARAN
Ada beberapa alasan banyak guru belum kompeten, antara lain: guru belum
menguasai bahan ketika belajar atau kuliah dan guru mengajarkan yang bukan
bidangnya. Selain kurang menguasai bidangnya, masih banyak guru yang dalam
mengajar hanya menggunakan model yang sama. Mereka kurang menguasai berbagai
model pembelajaran yang sesuai perkembangan anak didik dan sesuai teori
pendidikan yang baru.
C. KETIDAKMERATAAN JUMLAH GURU
Salah satu persoalan
guru, selain kesejahteraan adalah ketidakmerataan jumlah mereka. Perbandingan
antara guru yang mengajar di daerah terpencil dengan guru yang mengajar di kota
sangat jauh. Dari segi kuantitas, jumlah guru sebetulnya telah memadai, tetapi
sisi pemerataan dan kualitasnya belum sesuai.
KB 2 : PEMBAHARUAN PEMEBELAJARAN YANG
DITERAPKAN DI SD
A. PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL
Pembelajaran secara kontekstual merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang berhubungan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat, fenomena dunia
pengalaman dan pengetahuan murid dan kelas sebagai fenomena sosial.
kontekstual (contextual
teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungann antara pengatahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya
(questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community),
pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).
Dalam pembelajran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana
kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap
tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang
akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk
mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan
authentic assessmennya.
B. PAKEM
PAKEM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang partisipatif, aktif,
kreatif, efektifdan menyenangkan. Dalam konteks ini, sebuah pembelajaran
semestinya membuat anak merasa nyaman, tidak takut untuk bertanya, tidak tegang
dalam menyimak guru dan tidak merasa kesulitan untuk menyerap materi yang
diajarkan. Fungsi pembelajaran yang ditekankan adalah bagaimana menggali dan
mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa serta media yang
digunakan untuk menggali pengetahuan dan menanamkan nilai kehidupan
sehari-hari.
Modul 9. Bahan Belajar Sekolah Dasar
KB 1 Potret
Bahan ajar
A. BENTUK BAHAN AJAR
Bahan ajar berisi
konten-tertulis, melalui media atau difasilitasi guru, yang digunakan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Berbagai
contoh bahan ajar adalah:
1.
Buku teks, biasanya
merupakan buku pegangan bagi guru dan siswa.
2.
Media taktil (manupulatives), adalah bahan yang digunakan dalam mempelajari
suatu konsep, seperti pasir yang digunakan untuk membuktikan rumus volume
tabung.
3.
Progam audio, adalah bahan ajar yang digunakan untuk mengembangkan
kemampuan mendengar para siswa.
4.
Program video, adalah bahan ajar yang menyajikan demonstrasi atau stimulasi
dari suatu konsep.
5.
Lembar kerja siswa, merupakan lembaran panduan yang digunakan oleh siswa
baik secara individual atau kelompok untuk mengerjakan suatu tugas dari guru.
6.
Handout, adalah lembaran lepas yang berisi materi pelajaran yang dibagikan
kepada siswa. Contohnya bahan seminar yang berisi materi yang ditayangkan
kepada peserta seminar.
7.
Surat kabar, majalah, internet, yaitu bahan ajar yang berupa artikel-artikel
B. BAHAN AJAR YANG DIGUNAKAN DI SEKOLAH
Bahan ajar yang sering digunakan guru adalah buku teks dan LKS atau buku
kerja siswa. Secara umum, buku teks sebagai bahan ajar hendaknya mengandung
komponen-komponen tujuan pembelajaran, uraian materi dan evaluasi. Sedangkan
komponen yang ada dalam LKS, hendaknya berisi komponen tujuan, materi/sumber,
waktu, cara kerja, hasil yang diharapkan dan tindak lanjut.
Sementara itu, ada kelemahan bahan ajar yang digunakan di SD, diantaranya
adalah salah konsep, tidak memadainya cakupan materi yang disajikan, penggunaan
ilustrasi yang kurang tepat, penyajian evaluasi yang tidak sesuai dengan aturan
pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.
KB. 2
Pengembangan Bahan ajar di sekolah dasar
Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu:
1.
Penulisan sendiri.
Dengan menulis sendiri, guru dapat menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik siswa yang dihadapainya serta kondisi lingkungan. Tetapi guru
dituntut untuk memiliki keterampilan dan pengalaman dalalm menulis bahan ajar
serta waktu dan sumber belajar yang tersedia.
2.
Penggunaan bahan ajar yang sudah tersedia. Dalam hal ini, guru tinggal menggunakan
bahan ajar yang ada. Tetapi tidak semua bahan ajar yang ada sesuai dengan
karakteristik siswa yang dihadapi guru serta kondisi linbgkungan.
A. PENULISAN BAHAN AJAR
Langkah yang dapat dilakukan guru dalam menulis bahan ajar adalah:
1.
Merumuskan tujuan
pembelajaran. Merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
2.
Menyajikan materi pelajaran, Materinya berdasarkan tujuan pembelajaran dan
hendaknya sesuai dengan karakteristik dan pengetahuan awal siswa, serta sarana
dan prasarana yang ada. Disamping itu, uraian materi juga mencakup ilustrasi
(gambar, table, grafik atau contoh) dan tugas atau kegiatan yang harus
dilakukan siswa.
3.
Mengembangkan evaluasi. Komponen evaluasi dikembangkan untuk mengetahui
tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah disajikan.
B. PENGGUNAAN BAHAN AJAR
YANG SUDAH TERSEDIA
Ada beberapa kriteria
yang dijadikan pedoman dalam memilih bahan ajar, antara lain:
1. Menurut Depdiknas (2004)
a. Kriteria filosofi,
berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan
b. Kriteria
psiko-pedagogis, berkenaan dengan teori dan asumsi tentang proses terjadinya belajar pada seseorang.
2. Dick, Carey (2001)
a. Kriteria yang berpusat pada tujuan,
memusatkan perhatian pada isi pembelajaran.
b. Kriteria yang berkenan dengan siswa, kesesuaian bahan ajar dengan kelompok
target pengguna bahan ajar tersebut.
c. Kriteria yang berpusat pada konteks,
berkenaan dengan kesesuaian bahan ajar yang dipilih dengan konteks
pembelajaran.
d. Kriteria yang berpusat pada proses
belajar, berkenaan dengan ketepatan penyajian isi bahan ajar.
Menurut Onrnstein (1990) dalam penggunaan bahan ajar sebagai berikut :
1. Tujuan (objective)
2. Keterbacaan (readability)
3. Kegunaan (utility)
4. Kognisi (cognition)
5. Cakupan materi (content coverage)
6. Audio-visual
7. Teori belajar ( learning theory)
8. Karakteristik fisik (physical characteristics)
MODUL 10. POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
KB 1 : POTRET
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
A. SARANA DAN PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN DAERAH
Selain terbatasnya guru, kendala proses belajar mengajar yang selama ini
ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang yang ada.
Beberapa indikator yang menjadi sumber terbatasnya sarana dan prasarana bagi
suatu sekolah, antara lain:
1.
Letak geografis yang
jauh sehingga untuk menjangkaunya diperlukan waktu dan alat transportasi yang
memadai.
2. Kurangsinkronan informasi antarintansi yang terkait.
3. Peristiwa bencana alam.
4. Sarana yang ada tidak mampu menampung banyaknya jumlah siswa.
5. Kurangnya motivasi
usia produktif untuk bersekolah karena kombinasi keterbatasan sarana, dukungan
keluarga dan keramahan alam.
B. METODE PEMBELAJARAN
Ada beberapa alasan banyak guru belum kompeten, antara lain: guru belum
menguasai bahan ketika belajar atau kuliah dan guru mengajarkan yang bukan
bidangnya. Selain kurang menguasai bidangnya, masih banyak guru yang dalam
mengajar hanya menggunakan model yang sama. Mereka kurang menguasai berbagai
model pembelajaran yang sesuai perkembangan anak didik dan sesuai teori
pendidikan yang baru.
C. KETIDAKMERATAAN JUMLAH GURU
Salah satu persoalan
guru, selain kesejahteraan adalah ketidakmerataan jumlah mereka. Perbandingan
antara guru yang mengajar di daerah terpencil dengan guru yang mengajar di kota
sangat jauh. Dari segi kuantitas, jumlah guru sebetulnya telah memadai, tetapi
sisi pemerataan dan kualitasnya belum sesuai.

A. PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL
Pembelajaran secara kontekstual merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang berhubungan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat, fenomena dunia
pengalaman dan pengetahuan murid dan kelas sebagai fenomena sosial.
kontekstual (contextual
teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungann antara pengatahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya
(questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community),
pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).
Dalam pembelajran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana
kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap
tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang
akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk
mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan
authentic assessmennya.
B. PAKEM
PAKEM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang partisipatif, aktif,
kreatif, efektifdan menyenangkan. Dalam konteks ini, sebuah pembelajaran
semestinya membuat anak merasa nyaman, tidak takut untuk bertanya, tidak tegang
dalam menyimak guru dan tidak merasa kesulitan untuk menyerap materi yang
diajarkan. Fungsi pembelajaran yang ditekankan adalah bagaimana menggali dan
mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa serta media yang
digunakan untuk menggali pengetahuan dan menanamkan nilai kehidupan
sehari-hari.
PAKEM dalam perspektif guru adalah guru Aktif memantau
kegiatan belajar siswa, member umpan balik, mengajukan pertanyaan yang
menantang dan mempertanyakan gagasan siswa, Kreatif mengmbangkan
kegiatan yang beragam dan membuat alat bantu belajar sederhana, Efektif sehingga
pembelajaran mencapai tujuan, Menyenangkansehingga anak tidak takut
salah, tidak takut ditertawakan, dan tidak dianggap sepele.
Sementara PAKEM dalam perspektif siswa adalah siswa Aktif bertanya,
mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain serta gagasannya,Kreatif merancang/membuat
sesuatu dan menulis/mengarang, Efektif menguasai keterampilan yang diperlukan Menyenangkan sehingga siswa berani mencoba/membuat, berani bertanya, berani
mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain.
C. PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOLABORATIF
Pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya kelompok-kelompok, mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan
permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa diajak untuk
mencoba menyelami karakteristik kehidupan yang heterogen dengan berbagai macam
perbedaan karakter yang ada. Dalam melakukan pembelajaran ini, ada lima langkah
yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pembelajaran berbasis masalah
2. Pemanfaatan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar
3. Pemberian aktifitas kelompok
4. Pembuatan aktifitas belajar mandiri
5. Penerapan penilaian
autentik
PAKEM dalam perspektif guru adalah guru Aktif memantau
kegiatan belajar siswa, member umpan balik, mengajukan pertanyaan yang
menantang dan mempertanyakan gagasan siswa, Kreatif mengmbangkan
kegiatan yang beragam dan membuat alat bantu belajar sederhana, Efektif sehingga
pembelajaran mencapai tujuan, Menyenangkansehingga anak tidak takut
salah, tidak takut ditertawakan, dan tidak dianggap sepele.
Sementara PAKEM dalam perspektif siswa adalah siswa Aktif bertanya,
mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain serta gagasannya,Kreatif merancang/membuat
sesuatu dan menulis/mengarang, Efektif menguasai keterampilan yang diperlukan Menyenangkan sehingga siswa berani mencoba/membuat, berani bertanya, berani
mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain.
C. PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOLABORATIF
Pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya kelompok-kelompok, mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan
permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa diajak untuk
mencoba menyelami karakteristik kehidupan yang heterogen dengan berbagai macam
perbedaan karakter yang ada. Dalam melakukan pembelajaran ini, ada lima langkah
yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pembelajaran berbasis masalah
2. Pemanfaatan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar
3. Pemberian aktifitas kelompok
4. Pembuatan aktifitas belajar mandiri
5. Penerapan penilaian
autentik